Ini Arena, Nder.

Ender sedang melakukan pose aneh di tengah arena. Disampingnya tergeletak sepasang busur dan panah yang menganggur.

"Kau sedang apa, En?" ujar seseorang yang sedang berlatih.

"Berlatih. Berlatih gerakan yoga." jawab gadis itu.

"Ini arena, Nder."

"Bodo amat."

--

Paul yang sedang pull-up melihat pedatang baru.

Hmm... menarik.

Dengan cepat dia melempar pedang ke arah perempuan itu.

"Hei gadis, mau sparing denganku?"

Nick datang melihat kejadian itu sambil melotot Paul. "Paul, kau bisa mencelakai kak Ender!"

Paul memutar bola matanya, "di zamanku dulu, jika kau tidak bisa menangkap itu saja kau bakal dtelanjangi dan masuk ke hutan pada musim salju."

"Eh, apa?" ujar Ender yang terbangun dari meditasinya dan refleks menangkap pedang dari Paul.

Paul menyeringai. Dia mengeluarkan tongkat emasnya yang seketika menjadi gada. "Kau. Aku. Spar."

Ender mengerutkan keningnya. "Serius? Aku gak terlalu mahir menggunakan pedang. Serius deh."

Paul memutar bola matanya. "Oke, oke, terserah senjatamu apa. Yang penting ayo kita mulai."

"Sparring," koreksi Nick. Dia merengutkan dahinya pada pedang. "Kak Ender benar, Ul. Kurasa dia bisa memakai senjatanya. Lagian kamu pake senjata aslimu juga."

Ender poker face. "Jadi, boleh pake panah?"

Paul memutar bola matanya. 'Jangan tanya pertanyaan rhetorecial dan mulailah bertarung anak baru."

Ender menaikkan sejenak kedua pundaknya sebagai isyarat "Terserah."
Ia mengambil sebuah anak panah dari tas panah di punggungnya dan menempatkannya di busur.
"Jangan salahkan aku bila kau terluka." katanya, tepat sebelum ia meluncurkan panahnya ke arah Paul.

Paul berputar ke arah kanannya, "girl, asal kau tahu saja, aku pernah bertarung pemanah jituh lebih darimu di pertarungan Thermopylae."

Paul... perasaan Sparta kalah saat itu.

Ayo berjuang, kak Ender!!! *bawa pom-pom*

(OOT: formatnya sekarang pake ini aja, kalimat langsung. kalau mau gesture kayak roll eyes tinggal bintangin * * ))

*roll eyes* Nick, bukan pointnya. Daaan... kenapa kau bawa pom-pom?

Hei gadis, terima ini! *mengayungkan gada ke arah gadis itu*

Omong-omong, siapa namamu?

Oke, lebih baik aku pergi saja...

*menghindar, kemudian mencari jarak aman untuk memanah*
Kau ingin tahu namaku? Kalahkan aku dulu, idiot.
*melesatkan panah ke paul*

Eh, dadah nick!

Berjuang kak Ender!!!

*menghancurkan panah sasaran*

Duh, girl, mimpi dulu deh. Butuh 1000 tahun untuk menyamaiku tahu.

*memutar gada hingga rantainya semakin panjang*

Gadis itu hanya duduk diam di pinggir, menyaksikan pertarungan mereka sambil memakan seporsi besar popcorn karamel.

Pls.
*memanah 3 panah secara cepat*

1000 tahun ya? Yakin?
Btw, Makasih Nick. Dan jangan panggil aku "Kak" lagi.

Duh.
Aku berusia 8 tahun lebih tua darimu, bocah.

*mengelak, berlari dan melompat di udara ketika mendekat Ender*
HYAAAH!!! *mengayungkan gada ke Ender*

*Terkena di bagian lengan kiri*
Ih!
Apa-apaan?

Hmm, karena aku telah melukai kau, maka pertandingan ini selesai.

Lagian kalau aku serius bisa berabe tahu.

Aku kalah? *eyes rolling*
Baiklah. Untuk kali ini saja.
Lain kali aku akan menunjukkan kemampuanku yang sebenarnya.
*kibas rambut* *pergi* (?)